Bulan Desember 2004, sekitar 7 tahun yang silam, hidupku serasa hancur karena ditinggal pergi olah orang yang sangat aku sayangi yaitu ibunda. Dia pergi terlebih dahulu dipanggil oleh Allah SWT. Setelah ditinggal pergi oleh ibu ku, saya merasa hidup ini susah tidak ada gunanya lagi. saya hampir putus asa, akan tetapi keluarga, sahabat dan teman-teman ku memberikan saya motivasi bahwa hidup ini untuk dijalani bukan untuk disesali. Akhirnya semngat hidup ku kembali untuk meraih kesuksesan.
Saya sekarang kuliah di Universitas Jambi Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Konsentrasi Keuangan. Saya duduk disemester 7. Pada awal Agustus 2010 saya mengikuti seleksi penerima Djarum Beasiswa Plus, saya ingin sekali mendapatkan beasiswa ini, akan tetapi saya mulai hilang kepercayaan diri pada saat tes, karena teman-teman yang tes adalah orang-orang yang pintar dan berpengaruh di kampus. Saya jalani tes selama 2 hari, tidak disangka-sangka saya mendapat telepon dari pihak djarum bahwa saya lulus menjadi beswan djarum. Dengan sangat gembira saya mengucapkan syukur kepada Allah dan pada saat itu juga kepercayaan diri saya tumbuh kembali. Saya percaya bahwa diri saya mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Menjadi beswan djarum adalah hal terindah seumur hidup saya, menjadi keluarga besar beswan djarum yang didalamnya adalah orang-orang yang berprestasi adalah suatu kebanggaan tersendiri bagi saya. Banyak hal yang saya dapatkan selama menjadi beswan djarum, apa yang tidak pernah saya dapatkan selama ini, saya dapatkan di keluarga besar beswan djarum.
Djarum Foundation memberikan saya dan teman-teman beswan djarum sebuah akun member yang menjadi tempat silaturrahmi kami keluarga beswan djarum di seluruh Indonesia. Dan juga diberikan sebuah akun blog untuk saya mengembangkan bakat menulis dan menuangkan segala inspirasi yang saya dapatkan.
Pada saat ini saya sedang mengikuti kompetisi blog beswan djarum tahun 2011. Pada tahun ini Djarum Foundation mengangkat tema tentang Budaya Indonesia. Saya sangat senang dengan tema ini, karena sekarang ini budaya Indonesia sudah banyak yang dilupakan oleh bangsanya sendiri akibat pengaruh dari luar. Disini saya melihat bahwa dengan diadakannya kompetisi blog ini, maka kami generasi muda dapat melestarikan budaya-budaya Indonesia. Kami dapat menggali dan memperlajari semua budaya yang ada yang kami tuangkan dalam blog.
Pada kesempatan ini, saya mengikuti kompetesi blog beswan djarum 2011 dengan memberikan apresiasi yang baik kepada budaya kita, menulis 3 judul artikel yaitu:
Semoga dengan artikel-artikel yang saya tulis ini dapat memberikan masukan dan kritik kepada para pemerintah sebagai wakil dari rakyat. Dan juga budaya Indonesia untuk tetap selalu dilestarikan dan di perkenalkan kepada mancanegara.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepad semua teman-teman saya beswan djarum angkatan 26 yang selama ini kita selalu bersama. Saya kangen sama kalian dan saya selalu terpikir kapan kita akan berkumpul kembali seperti tanggal 6 November 2010 yang silam.
Sukses selalu buat teman-teman ku semua, aku yakin dan percaya suatu saat nanti kita pasti akan dipertemukan kembali.
Tags: BESWAN DJARUM, Budaya, Budaya Indonesia, Djarum Beasiswa Plus, Kesenian, Mahasiswa, RSO Bandung, RSO Jakarta, RSO Semarang, RSO Surabaya, Soft Skill
Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) di negara Indonesia tergolong sangat cukup tinggi seakan ini adalah menjadi budaya tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Praktek KKN yang terjadi di negara kita ini sudah sangat merugikan negara yang cukup besar. Padahal negara kita sudah mempunyai Undang-undang yang digunakan sebagai alat untuk menghukum orang-orang yang melakukan KKN. Akan tetapi apa kenyataan yang terjadi di lapangan? Seakan Undang-undang hanya selembar kertas yng tiasa artinya bagi para pelaku praktek KKN.
Dapat kita lihat bersama dan masih kita tunggu-tunggu kejelasannya kasus penyelewengan dana BLBI yang sampai saat ini belum selesai juga, padahal sudah hamper 10 tahun lama nya berjalan kasus ini. Apa yang terjadi sebenarnya?. Para pelaku masih dapat hidup senang dan leluasa menjalankan aktiftas sehari-hari, bahkan dapat kita lihat ada pelakunya yang bebas, sedangkan yang menjadi korban hanya terdiam dan menderita sampai sekarang.
Sudah banyak pemerintah kita membuat Undang-undang mengenai KKN ini. Akan tetapi semakin banyak pula masyarakat yang melakukannya. Mau sampai kapan ini akan terjadi? Apa ini akan menjadi budaya bangsa Indonesia selamanya?
Kita lihat di lingkungan sekitar kita berapa banyak orang yang seharusnya mendapatkan hak mereka, tetapi justru mereka di zholimi oleh praktek KKN ini. Kemana mereka ingin menyampaikan aspirasi, sedangkan mereka tidak mempunyai kekuatan sama sekali. Mereka hanya bisa diam dan meratapi nasib yang seakan sudah ditakdirkan kepada diri mereka.
Setiap kasus KKN terungkap banyak mahasiswa melakukan aksi damai kepada pemerintah untuk menghukum para pelaku, akan tetapi pemerintah seakan menutup telinga. Mahasiwa adalah sebagai wadah masyarakat yang terampas haknya untuk menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah sudah selayaknya kita berikan apresiasi yang sangat luar biasa.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menghilangkan budaya KKN ini. Semua itu harus berdasarkan hati nurani, mulailah untuk mengerti apa sebenarnya yang harus dilakukan di dunia ini. Tujuan hidup adalah hal paling pentingm karena dengan mengetahui tujuan hidup maka kita akan tahu langkah apa yang harus diambil kedepannya.
Mari teman-teman beswan djarum kita lakukan yang tebaik bagi bangsa dan negara ini, semua yang kita lakukan adalah harapan setiap masyarakat yang terzholimi. Karena kita sebagai generasi bangsa sudah seharusnya memperjuangkan itu dan menghapuskan budaya KKN yang melekat pada diri masyarakat. Semua itu dapat kita mulai dari diri kita sendiri, keluarga, teman, lingkungan sekitar, bangsa dan negara. Karena selam kita menjadi keluarga Djarum Beasiswa Plus kita mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman yang tidak pernah kita dapatkan sebelumnya untuk kita aplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Semoga KKN di negara Indonesia bukanlah menjadi sebuah budaya melainkan menjadi KENANGAN PAHIT yang tidak akan terulang kembali.
Tags: BESWAN DJARUM, Budaya, Budaya Indonesia, Djarum Beasiswa Plus, Kesenian, Mahasiswa, RSO Bandung, RSO Jakarta, RSO Semarang, RSO Surabaya, Soft Skill
Di dunia yang sudah semakin maju ini dapat kita lihat bahwa banyak yang sudah berubah dan terjadi. Baik dari cara bicara, gaya, sikap dan tata karma. Setiap orang memiliki haknya untuk melakukan apapun yang dia mau, akan tetapi jika kita berbicara dalam konteks hak, kita harus tahu mana yang benar-benar hak dan mana yang benar-benar bukan hak. Karena setiap sesuatu yang akan kita lakukan akan memberikan dampak bagi masyarakat.
Semakin berkembangnya teknologi, maka semakin banyak pula yang harus kita ubah. Akan tetapi ada hal-hal yang seharusnya tidak kita ubah melainkan kita pertahankan sampai kapan pun. Dapat saya lihat dan amati bahwa masyarakat Indonesia cenderung selalu terpengaruh oleh perubahan-perubahan yang terjadi di luar ruang lingkup negara Indonesia. Seperti halnya mencontoh sikap, gaya, perilaku yang ada di negara lain dibawa kedalam negara Indonesia. Apakah ini akan terus dilakukan oleh mayarakat Indonesia? Sampai kapan ini akan terus terjadi? Apakah masyarakat tidak mengetahui dampaknya kedepan? Apakah masyarakat Indonesia tidak takut budaya yang ada di Indonesia akan hilang?
Semua pertanyaan itu hanya dapat di jawab oleh masyarakat Indonesia. Masyarakatlah yang mampu menjaga kebudayaan Indonesia, janganlah kita mencontoh negara lain baik dari sigi mana pun, karena kita adalah negara kaya bahkan dapat saya katakana bahwa Indonesia ini adalah negara yang terkaya di dunia. Akan tetapi masyarakatnya yang tidak menyadari akan hal itu. Sudah selayaknya kita sebagai masyarakat Indonesia memberikan apresiasi kepada budaya-budaya yang ada di negara kita.
Mari kita tinggalkan budaya-budaya ‘barat’ yang telah merubah masyarakat Indonesia menjadi lupa akan kebudayaanya sendiri. Kita tunjukan pada dunia bahwa budaya Indonesia lah yang pantas untuk dicontoh. Karena kita memiliki apa yang negara lain tidak miliki. Dengan semangat juang yang tinggi jangan biarkan budaya-budaya lain masuk ke Indonesia dan menghilangkan budaya-budaya Indonesia.
Saya sebagai salah satu keluarga besar beswan djarum mengajak kepada seluruh teman-teman beswan djarum se-Indonesia untuk terus memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara Indonesia. Mari kita jaga budaya-budaya kita ini sampai TITIK DARAH PENGHABISAN. Dapat kita lihat bersama bahwa peran serta PT. Djarum dalam menjaga budaya-budaya Indonesia adalah dengan memberikan beasiswa kepada para mahasiswa berprestasi di Seluruh Indonesia melalui program CSR Djarum Beasiswa Plus. Dengan mendapatkan beasiswa ini, para mahasiswa diberikan soft skill yang sangat baik untuk menjadi penjaga budaya-budaya Indonesi.
Oleh karena itu, sudah selayaknya lah kita sebagai anak bangsa menjaga budaya-budaya yang ada di Indonesia supaya tidak menghilang sampai kapan pun dan menjadikan lingkungan kita aman, adil dan sejahtera.
Tags: BESWAN DJARUM, Budaya, Budaya Indonesia, Djarum Beasiswa Plus, Kesenian, Mahasiswa, RSO Bandung, RSO Jakarta, RSO Semarang, RSO Surabaya, Soft Skill
Candi muaro jambi adalah salah satu peninggalan sejarah dunia yang terletak di Kecamatan Muaro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, tepatnya di tepi sungai Batanghari, sekitar 26 kilometer arah timur Kota Jambi atau 20 menit perjalanan menggunakan kendaraan darat melalui jembatan Batanghari 2. Dikawasan ini terdapat Candi Astano, Candi Tinggi, candi Gumpung, Candi Kembar Batu, Candi Gedong, Candi Kedato dan Candi Koto Mahligai. Dilihat dari segi arsiteknya bangunan tersebut merupakan kebudayaan Budhis pada abad ke IV dan V masehi. Salah satunya penemuan area candi Gumpung memperlihatkan cirri-ciri yang banyak persamaannya dengan arca Prajnaparamita dari zaman Singosari. Semua sejarah mengenai komplek candi muaro jambi dapat dilihat di situs candimuarojambi.com.
Candi muaro jambi diperkirakan berasal dari abad ke-11 M. Candi Muaro Jambi juga merupakan kompleks candi yang terbesar dan paling terawatt di Pulau Sumatera, itu juga karena peran serta masyarakat yang berada di sekitar lingkungan kompleks candi yang ikut serta merawat asset Indonesia. Kompleks Candi Muaro Jambi juga telah didaftarkan di UNESCO menjadi Situs Warisan Dunia.
Oleh karena itu sudah selayaknya kita sebagai anak bangsa khususnya masyarakat Jambi untuk terus menjaga budaya-budaya yang ada di Provinsi Jambi. Peran serta mahasiwa juga sangat penting untuk mengenalkan Komplek Candi Muaro Jambi ke dunia Internasional. Supaya negara-negara lain tahu bahwa Indonesia adalah negara yang paling kaya di dunia baik dari segi apapun itu.
Saya juga bersama teman-teman beswan djarum Jambi akan selalu mempublikasikan ke seluruh nusantara dan dunia bahwa Jambi mempunyai kekayaan yang sungguh luar biasa. Ini akan membuat nama Indonesia semakin baik dimata dunia dari segi kebudyaaan.
Disamping itu, presiden Republik Indonesia didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono, Menbudpar Jero Wacik, Menko Kesra Agung Laksono, sejumlah menteri dan Gubernur Jambi telah melakukan kunjungan ke Kompleks Candi Muaro Jambi pada hari Kamis (22/9/2011) yang lalu. Ini adalah sebuah apresiasi yang diberikan oleh orang nomor satu di Indonesia terhadap Provinsi Jambi.
Jadi, saya juga mengharapkan kepada keluarga besar Djarum Beasiswa Plus untuk ikut berperan serta memperkenalkan salah satu kebudayaan Indonesia kepada seluruh rakyat Indonesia dan juga negara-negara di dunia. Supaya mereka mengetahui betapa hebatnya negara kita.
Tags: BESWAN DJARUM, Budaya, Budaya Indonesia, Djarum Beasiswa Plus, Kesenian, Mahasiswa, RSO Bandung, RSO Jakarta, RSO Semarang, RSO Surabaya, Soft Skill
Ini adalah cerita dari salah satu KRU RCTI.terima kasih kepada baban sarbana dan group pecnta kisah nyata,..
cerita ini adalah kisah nyata.dibalik pencarian tim UANG KAGET.
semoga bermanfaat dan mengambil hikmah dibalik semua cerita ini..
Saya menemui Ibu Ela di rumahnya, depan mesjid jami Al Hidayah di Darmaga Lonceng, Bogor. Menemuinya tidak butuh waktu lama, karena hampir semua orang di dekat mesjid itu kenal Ibu Ela. Rumahnya ada di dalam gang, sedikit di bibir sungai.
Saya mengucap salam dan dijawab oleh tetangganya.
Mas.. cari bu Ela ya? Iya, orangnya ada Bu? tanya saya. Oh.. dia lagi di sungai” kata ibu tadi. Ngapain Bu..?? saya bertanya lagi. Mungkin sedang mencuci pakaian, pikir saya. Memang kerjaannya tiap hari ke sungai, mungutin sampah-sampah plastic dari botol kemasan sabun atau shampoo, bentar lagi juga pulang” Jawab ibu tadi panjang lebar.
Informasi yang saya terima ternyata benar adanya. Ibu Ela adalah wanita yang pekerjaannya memang mengumpullkan sampah plastic dari kemasan. Cuma saya tidak terbayang, bahwa untuk memperolehnya, dia harus memungut di sungai.
Tak beberapa lama, datang wanita paruh baya, kurus, rambutnya diikat ke belakang, banyak warna putihnya. Ibu Ela. Mengenakan baju bergambar salah satu calon presiden dan wakil presiden pada pemilihan presiden tahun 2004 lalu. Saya langsung menyapa. “Assalamu”alaikum”.. Wa’alaikum salam. Ada apa ya Pak?? tanya Ibu Ela.. ‘Saya dari tabloid An Nuur, mendapat cerita dari seseorang untuk menemui Ibu. Kami mau wawancara sebentar, boleh Bu?’ saya menjelaskan, dan mengunakan Tabloid An Nuur sebagai penyamaran. Oh.. boleh, silahkan masuk! Ibu Ela, masuk lewat pintu belakang. Saya menunggu di depan. Tak beberapa lama, lampu listrik di ruang tengahnya nyala, dan pintu depan pun dibuka. ‘Silahkan masuk!’ Saya masuk ke dalam ruang tamu yang diisi oleh dua kursi kayu yang sudah reot. Tempat dudukannya busa yang sudah bolong di bagian pinggir.
Rupanya Ibu Ela hanya menyalakan lampu listrik jika ada tamu saja. Kalau rumahnya ditinggalkan, listrik biasa dimatikan. Berhemat katanya. Sebentar ya Pak, saya ambil air minum dulu!’ kata Ibu Ela. Yang dimaksud Ibu Ela dengan ambil air minum adalah menyalakan tungku dengan kayu bakar dan di atasnya ada sebuah panci yang diisi air. Ibu Ela harus memasak air dulu untuk menyediakan air minum bagi tamunya.
‘Iya Bu.. ngga usah repot-repot…! Kata saya ngga enak. Kami pun mulai ngobrol, atau wawancara.
Ibu Ela ini usianya 54 tahun, pekerjaan utamanya mengumpulkan plastic dan menjualnya seharga Rp 7.000 per kilo. Ketika saya tanya aktivitasnya selain mencari plastic, Mengaji, katanya. ‘Hari apa aja Bu??? Tanya saya. Hari senin, selasa, rabu, kamis, sabtu’ jawabnya. Hari Jum’at dan Minggu adalah hari untuk menemani Ibu yang dirawat di rumahnya. Oh.. jadi mengaji rupanya yang jadi aktivitas paling banyak. Ternyata dalam pengajian itu, biasanya ibu-ibu pengajian yang pasti mendapat minuman kemasan, secara sukarela dan otomatis akan mengumpulkan gelas kemasan air mineral dalam plastik dan menjadi oleh-oleh untuk Ibu Ela. Hmm, sambil menyelam minum air rupanya. Sambil mengaji dapat plastik.
Saya tanya lagi, Paling jauh pengajiannya dimana Bu?? ? Di dekat terminal Bubulak, ada mesjid taklim tiap Sabtu. Saya selalu hadir; ustadznya bagus sih” kata Ibu Ela. ‘Kesana naik mobil dong..?? tanya saya. ‘Saya jalan kaki’ kata Ibu Ela ‘Kok jalan kaki??? tanya saya penasaran. Penghasilan Ibu Ela sekitar Rp 7.000 sehari.
Saya mau tahu alokasi uang itu untuk kehidupan sehari-harinya. Bingung juga bagaimana bisa hidup dengan uang Rp 7.000 sehari. ‘Iya.. mas, saya jalan kaki dari dini. Ada jalan pintas, walaupun harus lewat sawah dan jalan kecil. Kalau saya jalan kaki, khan saya punya sisa uang Rp 2.000 yang harusnya buat ongkos, nah itu saya sisihkan untuk sedekah ke ustadz” Ibu Ela menjelaskan. ‘Maksudnya, uang Rp 2.000 itu Ibu kasih ke pak Ustadz?? Saya melongo. Khan Ibu ngga punya uang, gumam saya dalam hati. ‘Iya, yang Rp 2.000 saya kasih ke Pak Ustadz buat sedekah.’ Kata Ibu Ela, datar. ‘Kenapa Bu, kok dikasihin?? saya masih bengong. ‘Soalnya, kalau saya sedekahkan, uang Rp 2.000 itu udah pasti milik saya di akherat, dicatet sama Allah. Kalau uang sisa yang saya miliki bisa aja rezeki orang lain, mungkin rezeki tukang beras, tukang gula, tukang minyak tanah.
Ibu Ela menjelaskan, kedengarannya jadi seperti pakar pengelolaan keuangan keluarga yang hebat. Dzig! Saya seperti ditonjok Cris John. Telak! Ada rambut yang serempak berdiri di tengkuk dan tangan saya. Saya Merinding! Ibu Ela tidak tahu kalau dia berhadapan dengan saya, seorang sarjana ekonomi yang seumur-umur belum pernah menemukan teori pengelolaan keuangan seperti itu.
Jadi, Ibu Ela menyisihkan uangnya, Rp 2.000 dari Rp 7.000 sehari untuk disedekahkan kepada sebuah majlis karena berpikiran bahwa itulah yang akan menjadi haknya di akherat kelak. Wawancara yang sebenarnya jadi-jadian itu pun segera berakhir. Saya pamit dan menyampaikan bahwa kalau sudah dimuat, saya akan menemui Ibu Ela kembali, mungkin minggu depan.
Saya sebenarnya on mission, mencari orang-orang seperti Ibu Ela yang cerita hidupnya bisa membuat merinding.. Saya sudah menemukan kekuatan dibalik kesederhanaan. Keteguhan yang menghasilkan kesabaran. Ibu Ela terpilih untuk mendapatkan sesuatu yang istimewa dan tak terduga.
Minggu depannya, saya datang kembali ke Ibu Ela, kali ini bersama dengan kru televisi dan seorang presenter kondang yang mengenakan tuxedo, topi tinggi, wajahnya dihiasai janggut palsu, mengenakan kaca mata hitam dan selalu membawa tongkat. Namanya Mr. EM (Easy Money) Kru yang bersama saya adalah kru Uang Kaget, program di RCTI yang telah memilih Ibu Ela sebagai ? bintang? di salah satu episode yang menurut saya salah satu yang terbaik. Saya mengetahuinya, karena dibalik kacamata hitamnya, Mr. EM seringkali tidak kuasa menahan air mata yang membuat matanya berkaca-kaca. Tidak terlihat di televisi, tapi saya merasakannya. Ibu Ela mendapatkan ganti Rp 2.000 yang disedekahkannya dengan Rp 10 juta dari uang kaget. Entah berapa yang Allah ganti di akherat kelak. Ibu Ela membeli beras, kulkas, makanan, dll untuk melengkapi rumahnya. Entah apa yang dibelikan Allah untuk rumah indahnya di akherat kelak… Sudahkah kita menyisihkan ongkos ke akherat?
baban sarbana
(a true story)
Tags: Bersyukur, BESWAN DJARUM, Djarum Beasiswa Plus, Ikhlas, Kehidupan, Keikhlasan, Pengalaman, Pengetahuan, RSO Bandung, RSO Jakarta, RSO Semarang, RSO Surabaya
11,337