Liat komodo? Udah. Liat pohon palem ajaib? Udah. Terus? Yah, sekarang waktunya mas Budi menepati janjinya. Itu lho tentang kejutan di akhir tracking kami kali ini. Kaki masih terus gerak jalan lincah ke depan. Penasaran? Pasti! Track makin kerasa panjang karena gak nyampe-nyampe. Lihat kanan-kiri udah gak keliatan lagi satwa setempat mulai dari komodo, burung gosong, atau kerbau. Gak ada sama sekali, cuma pohon-pohon dan ilalang yang sekarat karena kering.
Kita akan naik ke sana. Wow!
Kalau gini ceritanya, kekuatan betis bener-bener diuji. Aku jadi penasaran, pasti betisnya mas Budi udah lebih mantep dari singkong deh hahahaha… Tapi gimana bentuk betis mas Budi mah gak bisa dilihat mata telanjang? Lho, gaib? Bukan! Mas Budi pake celana panjang dan sepatu boot tinggi.
Dikala mendaki pun kami tetep ceria, walau gak ada yang tau kan kalau matahari saat itu panasnya ruar binasa heehhee
Wait a minute!!! Ada apaan tuh di belakang kami? Begitu aku putar kepala, mau tau apa yang aku temukan?
Subhanallah cantik banget. Ini pernaduan antara savana kering dan titik-titik hijau dari pohon segar.
Kayak di gurun yah
Dan sampai lah kami di puncak bukit Mi’un.
Kalau sudah begini, apa yang kami lakukan? Rituaaaaaalllll… Hap! Hap! Ambil camera.
Bedul, Yassir, Zulfi dan aku sudah belingsatan loncat-loncat seperti kutu loncat, tapi lihat dua makhluk di samping kananku ini. Menyebalkaaaannn hahahahaaa…. Foto ini bikin kami ngakak begitu sampai di boat. Memang kami luar biasaaaa (suara Ariel).
Tapi kurang klop nih kalau gak berfoto bersama ranger kece yang satu ini. Heheehe… Apakah mereka bisa menyamakan kegilaan kami?
Lihat yang paling sebelah kanan. Yang melipat tangan di dada itu mas Budi dan yang ngacungin jempol itu partnernya. Orang di samping kiriku tolong diabaikan aja.
Dan jawabannya adalaaaahhhh…. Mereka ternyata lebih gila sodara-sodara hahahaha…. Dan retual foto-foto juga terus berlangsung walau panasnya matahari benar-benar hhmmm… Panasnya jakarta gak ada apa-apanya deh.
Hari semakin siang dan persediaan minum sudah mulai menipis, saat pulang. Saatnya kembali ke boat.
Kalau tadi mendaki, jalan pulang kami menuruni lembah. Ninja Hatori deh ehehhee…