Beberapa hari yang lalu datang paket ke kamar kost. Setelah dibuka, isinya buku. Judulnya “Taman”. Cuma satu kata. Pikirku, akan banyak istilah yang cukup diwakilkan dengan satu kata ini saja. Kalau bukan begitu, mana mungkin bisa lagi jadi sebuah buku. Walau lembarnya tak banyak, dua puluhan.
Bukunya sederhana. Kertas putih dan tinta warna hitam. Mana kutahu kalau dua warna paling monochrome ini juga mampu mewakili berbagai gradasi. Seperti halnya perintilan out of the box yang bersarang dikepalanya. Sarjana teknik mesin dan Master managemen kemudian memilih jadi seniman. Aku sebut dia seniman jalanan. Entah karena setelah T-shirt, jeans dan scraft yang gak pernah absen dari tubuhnya.
Tapi dia bukan sekedar seniman yang menelurkan hasil olahan imajinasi dalam sebuah karya. Buku pertama tentang “kejar AU.RO.RA”, menyusul buku kedua yang baru sampai di tangan beberapa hari lalu, Taman. Bukan sekedar buku. Tapi dia kenal betul bagaimana ruang imajinasi di dalam kepalanya bekerja secara sistematis.
And He made it real!
Ruan Imajinasi kejar AURORA
Ruang imajinasi itu benar-benar ada. Entah bagaimana caranya bisa dia keluarkan dari isi kepala ke dunia nyata.
Hari dimana ada kejutan di dalam kejutan akhirnya datang juga, 24 Agustus 2013. Bandung cerah. Cihanjuang, Cimahi juga terlewat cerah. Hari dimana launching buku kedua diadakan. Tentang Taman. Tentang berimajinasi di taman.
Cover buku Taman
Perjalanan dari Bandung ke Cihanjuang, Cihami.
Untung aku cukup terbantu dengan si kecil kuning penunjuk arah. Ternyata untuk sampai ke “ruang imajinasi” itu susah-susah gampang.
Aku sempat berhitung. Aku temukan empat panah seperti ini. Dan sangat membantu. Karena dia kuning hahahaa…
Jembatan rotan. Di bawah ada sungai dengan batu-batuan terjal. Ini lucu. Akses menuju ruang imajinasi ini ahahhaa lucu…
Setelah melewati jembatan ala character building~~~~
Sampailah di taman belajar AURORA yang selama ini cuma kulihat di dunia maya. Eits!!!! Taman ini nyata.
Ternyata acara sudah dimulai. Aku sedikit terlambat, karena aku melewatkan beberapa sambutan dari para pengajar.
Seperti dugaanku sebelumnya. Banyak anak kecil berikut dengan pengajar yang usianya bahkan ada yang lebih muda dari umurku.
Terasa keringat mulai terbit.
Diluar dugaanku, ternyata ada tamu dari luar negeri yang ikut hadir di acara ini.
Satu hal yang paling aku suka. Ketika mereka menyapa,”Hello”, ada suara jawaban sapa yang jauh lebih bersemangat dari bocah-bocah kecil ini, “HELLO, TOO~~”
Menunggu waktu makan siang, bernyanyi saja lah. Biar fals pun tak masalah, yang penting semua terbahak karena mereka jenaka haahhaa
Ternyata matahari menang atas angin sejuk sepoi-sepoi. Kolam renang di samping rumah kayu jadi serbuan anak-anak. Disini aku bisa lihat, masa anak-anak itu masa yang paling indah. Bahkan ketika berbuat salah pun, mereka jadi hal yang lucu untuk ditertawakan. Semakin dewasa, berbuat salah jadi satu momok yang siap menghantui siapa saja.
Aku iri dengan anak-anak ini.
Tinggalkan sejenak keramaian di kolam renang. Bergulir sebentar ke taman yang jadi tempat untuk belajar dan berimajinasi.
Tebak aku ada dimana????
Ikut senang jadi saksi berkembangnya sebuah karya (imajinasi jadi nyata). Saatnya ikut berbahagia, mari berfoto bersama. [dari kiri: aris, pepew, ali, aku, kang uji, teh ebi].
Aku cuma punya satu testimonial.
Entahlah…
Manusia ini memang seniman jalanan. SE to the MA to the NGAT. SEMANGAT kang Uji (^_^)9.
Nada Taufik says:
Hi mbak Ayu,
Salam kenal ya. Aku lagi iseng2 blogwalking lagi nih.
BTW keren juga ide Kejar Aurora nya ya… itu untuk warga disitu saja ya??
Masih banyak ya orang-orang yang sangat kreatif untuk menyediakan tempat-tempat seperti itu.
r.anggaapriyanto says:
wah keren nih, salah satu inspirasi LKT saya taman kantong semar.