“Saya sudah buat keputusan~baiklah, semoga ini adalah jalan keluar yang tepat.”
Bersandar santai pada kursi kerja. Membalas jawab sambil tersenyum. Sesekali mengangguk walau lawan bicara belum tentu juga melihat.
“Saya sudah buat keputusan~baiklah, semoga ini adalah jalan keluar yang tepat.”
Bersandar santai pada kursi kerja. Membalas jawab sambil tersenyum. Sesekali mengangguk walau lawan bicara belum tentu juga melihat.
Seingatnya, beberapa menit lalu ada niat ingin menyelesaikan pekerjaan yang ia bawa pulang. Pekerjaan rumah? Bukan. Layout yang ia bawa pulang. Lantas yang ia lakukan kini?
Duduk agak membungkuk. Tubuhnya condong kedepan sedikit. Kedua siku tangannya berpangku pada permukaan meja. Meja yang menahan beban pc beserta tikus wirelessnya. Kalau Naya termangu begini, beban meja bertambah sekian newton. Masih kuat. Sudah kodratnya di timpa beban ini itu, disini-disitu.
Pantulan cahaya berbagai warna. Sempat biru lembut yang berbinar lalu berganti cepat dengan rona kemerahan. Berpindah cepat lagi. Kini lembayung menyelimuti keseluruhan wajah Naya. Mungkin bagian mata tak ikut terpapar. Ada lensa anti radiasi, jadi cahaya datang balik mantul. Standby hampir satu setengah jam di sana. Nyantol di tulang mancung hidung . Bagian tangkai melengkung juga bersandar di tulang rawan telinga perempuan ini. Tertutup lembaran cokelat berkilau lembut. Selembut rambut bayi.