Sore ini jadi korban utama. Atas perhatiannya yang hanya jatuh pada satu titik. Hanya satu dan hanya titik. Bahkan segala jenis permulaan berasal dari satu titik. Satu titik tempatnya berbalik pada kekeliruan hingga dapati hidup yang jauh lebih baik. Jadi ini adalah saat-saat untuk berbalas budi. Pada sang titik yang bawa ia kembali di garis takdir yang sempat dipungkiri. Continue reading
Tag Archives: sore
Juni – Juli – Agustus
Tiga bulan aku habiskan di Balikpapan.
Untuk menyelesaikan satu kewajiban akademik, tuntutan kampus. Untuk membahasakan observasi 11 hari kerja ke dalam presentasi dan laporan kerja praktek. Walau sempat terkaget-kaget, ketika keselamatan kerja berubah haluan jadi efisiensi energi. Tapi toh aku bisa lalui dengan baik. Continue reading
Tolong Tinggalkan Petunjuk
Rasakan fluida angin sore setiap kali berselancar bersama. Menelusuri jalan. Tanyakan pada sepeda motor yang pernah bawa kita pergi kemana saja. Asalkan saat itu sore benderang. Kamu pernah bilang jalan-jalan sore itu menyenangkan. Aku juga demikian. Sejak saat itu muncul belasan rencana, ketika menjelang sore matahari masih bercahaya. Kita selalu bahagia dikala sore itu datang. Continue reading
Rindu #2
Tubuhnya masih diambang pintu utama. Gerombolan angin masih mengalir. Melintas hilir-mudik. Sesekali menghantam bagian tubuh. Hanya terpental sesaat kemudian kembali dalam arus. Mengabaikan selaput kulit pembungkus gadis berambut cokelat, masih di ambang pintu. Helainya tak cokelat berkilau. Menggelap. Meredup. Continue reading
Rindu
Sudah lama lemah. Saking lamanya, dirinya menamai tubuh ini sedang berpenyakit. Mendambakan cercah dalam penerangan ruang kamarnya. Cahaya lampu membosankan. Terang juga bohong. Continue reading
Sore
Aku suka sore. Dimanapun. Langit Bandung kala itu. Semerbak khas angin sejuk kota Bandung. Menghantam bersama laju sepeda motor di atas fly over.