Dare To be Leader and Debate Beswan Djarum
Batch 5 04-07 Mei 2011
Semarang
Dare To be Leader merupakan salah satu acara nasional yang diikuti oleh Beswan Djarum, dalam acara ini Beswan Djarum mendapatkan pelatihan kepemimpinan melaui cara yang fun. Disini kami tidak diajari secara langsung namun belajar dari pelatihan dan game-game seru yang ada di dalamnya. Untuk tahun ini DTL dibagi dalam delapan batch yang diadakan di tujuh kota berbeda, yaitu Bukit Tinggi, Puncak, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Malang dan Surabaya.
Berbeda dengan kegiatan nasional Beswan Djarum lainnya, dalam DTL ini setiap bacth memiliki kuota yang berbeda dan lebih sedikit dibandingkan dengan kuota untuk kegiatan nasional lainnya. Hal ini sendiri membuat kami sebagai peserta DTL lebih mengenal satu sama lain. Hal yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya juga adalah dalam DTL kali ini adanya Debate Beswan Djarum, ini merupakan rangkaian acara baru dalam DTL, dan tentunya menjadi daya tarik tersendiri.
Selama empat hari tiga malam Beswan Djarum mengikuti semua rangkaian acara Dare To be Leader. Untuk malam pertama diisi dengan sosialisasi Lomba Karya Tulis Nasional Beswan Djarum. Dalam acara tersebut, kami diberi info dan pengarahan mengenai LKT Nasional, yang nantinya diharapkan dapat diikuti oleh seluruh Beswan Djarum. Kemudian setelah selesai sosialisasi kami dibekali peralatan perang selama DTL yaitu dua potong baju, pin dan id card serta diberi pengarahan mengenai teknis pelaksanaan serta tata tertib.
Hari kedua rangkaian acara DTL benar-benar dimulai, kami dibagi dalam beberapa kelompok yang sudah tersedia begitu kami memasuki ballroom. Dibuka dengan perkenalan seluruh peserta DTL, tentunya setelah diperkenalkan pada Bapak Marthen Sumual pimpinan Top Concept Training & Corporate Development yang menjadi pemateri selama DTL. Perkenalan sendiri berlangsung dengan fun, kami diminta untuk memilih gambar yang tersedia di meja kelompok masing-masing, dan menjelaskan mengenai gambar tersebut sebagai bagian dari kami, kami belajar berfilosofi pada saat itu. Hal yang luar biasa adalah Pak Marthen dapat mengingat seluruh Beswan peserta DTL saat itu dalam waktu perkenalan yang relatif singkat.
Sepanjang pelaksanaan DTL, Pak Marthen tidaklah sendiri, beliau dibantu oleh orang-orang kepercayaannya yaitu Mas Adhi dan Mas Bob, serta LO yang merupakan alumni Beswan. Selama hari itu kami tidak diam dalam satu kelompok, namun terus berganti-ganti sesuai dengan instruksi. Hal ini memudahkan kami untuk saling mengenal. Hari itu ditutup dengan tugas presentasi yang harus disiapkan oleh masing-masing kelompok, dan akan dipresentasikan dihari berikutnya. Tentu saja tugas tersebut menuntut kami untuk bekerja cepat dan tidur larut, namun tetap dikemas dengan menarik, yaitu berisi topik-topik yang menarik.
Hari ketiga dibuka dengan presentasi tugas hari sebelumnya. Saat itu kami mendapatkan banyak ilmu baru mengenai komunikasi dan cara menyusun media presentasi yang menarik. Kami banyak mendapat banyak masukan berharga dari Pak Marthen dan Mas Adhi. Setelah itu acara terus berlanjut dengan materi-materi selanjutnya, yang disajikan dalam cara yang fun. Pada hari itu juga kami diminta untuk mengenali tipe kepribadian kami, dengan bermain menggunakan topi Edward de Bono. Disitu ada topi hijau, kuning, merah, putih, biru, dan hitam, dan kami diminta untuk memilih satu topi yang sesuai dengan deskripsi kepribadian kami.
Setelahnya ada juga satu game yang menuntut kami untuk melukis empat bagian berbeda dari sebuah lukisan, yang nantinya akan menyatu menjadi lukisan sempurna. Malam itu sendiri ditutup dengan pengarahan debat untuk esok hari. Kami diberi ilmu dasar mengenai peraturan debat, tata cara dan simulasi singkat debat. Seluruh peserta DTL dibagi dalam dua kelompok besar yang nantinya akan menjadi tim Pro dan Kontra dari suatu motion tertentu, tim kuning dan tim merah. Kami diharuskan menyiapkan matei dari dua pihak, karena saat itu kami belum mengetahui dipihak mana kami akan mempertahankan pendapat. Selain materi yang harus dipersiapkan, kami pun harus mempersiapkan yel-yel kelompok. Hal yang menarik adalah saat debat berlangsung kami akan diliput.
Hari terakhir DTL diawali dengan debat mengenai topik yang telah ditentukan sebelumnya. Dibuka dengan pertunjukkan yel-yel masing-masing tim, untuk batch 5 sendiri terdiri dari tim merah dan tim kuning. Setelah debat berlangsung dan proses pengambilan gambar selesai, maka dilanjutkan dengan pemberian penghargaan pada para peserta Dare To be Leader yaitu peserta yang telah berpartisipasi aktif selama kegiatab DTL ini berlangsung, ada juga pemberian penghargaan pada The Most Disclipne, The Most Favorite dan Outstanding Speaker. Selain itu tentu saja pengumuman tim dengan poin tertinggi, yang mendapatkan flashdisc eksklusif dari Djarum, untuk batch 5 sendiri yang menjadi pemenang adalah Tim Merah. Setelah itu, acara ditutup dengan menyanyikan hymne Beswan bersama.
Sungguh suatu pengalaman yang berharga mengikuti Dare To be Leader ini. Kami mendapatkan banyak sekali ilmu baru yang bermanfaat, tidak lupa juga lebih mengenal satu sama lain meskipun berbeda regional. Terima kasih kepada Djarum Bakti Pendidikan atas kesempatan langka ini, kami bisa mengikuti berbagai acara yang menarik dan bertemu dengan orang-orang luar biasa.