Cerita ini adalah cerita pertama tentang liburan saya ke Pulau Komodo di Bulan November lalu. Apa istimewanya? Yang pertama tentu saja liburan ini adalah liburan Gaya Koper tapi dengan Harga Ransel (soalnya gratis sih! Terima kasih Beswan Djarum! hehehe :D) Istimewa yang berikutnya adalah liburan saya ini adalah liburan pertama saya ke NTT. Saya jadi tahu seperti apa gambaran masyarakat di NTT. Ternyata kehidupan di sana maju juga ko! Ga percaya? Hmmm percaya ga eaaaa… *gaya cherrybelle* Simak aja deh!
Banyak review di internet dan bahkan buku-buku yang membahas tentang Kepulauan Komodo. Ya, pulau yang tahun-tahun belakangan ini heboh karena dikompetisikan untuk mejadi salah satu keajaiban dunia alam. Sebenarnya itu semua memang formalitas, karena Kepulauan Komodo memang sudah merupakan keajaiban dunia luar biasa kalau kalian sempat melihat dengan mata kepala sendiri!
Pemandangan Labuan Bajo dari Kapal
Selain menawarkan keindahan, seringkali orang dan bahkan turis yang ke sana lupa untuk membahas tentang Labuan Bajo, pusat kota yang menjadi pintu gerbang menuju Kepulauan Komodo. Labuan Bajo adalah kota yang terletak di sebelah barat Pulau Flores. Kota ini mengarah ke arah barat sehingga pada saat sore hari, jangan ditanya sudah pasti fenomena sunset yang sangat indah menjadi pemandangan sehari-hari di sini. Sebagai kota pelabuhan, di Labuan Bajo juga banyak terlihat kapal-kapal berlabuh dan “parkir” memenuhi sepanjang tepi daratan kota ini. Pemandangan cantik yang mirip seperti Monaco.
Pemandangan Sore
Kota Labuan Bajo emang dikonsepkan sebagai waterfront city atau kota yang menghadap muka air laut. Itu loo kayak kota-kota dunia pesisir lainnya semacam Singapura, Sydney, kalo di Indonesia ada di Makassar. Jadi selain aktivitas memang cukup banyak di pesisir. Oya saat saya ke sini, Labuan Bajo sedang banyak dilakukan pembangunan infrastruktur. Kata guide saya di bagian pesisir itu sedang dibangun jalan. Jadi biar bisa jalan-jalan di mobil sambil menikmati pemandangan tepi laut kali ya. Aseeek! Di bagian pesisir ini saya menemukan ada minimarket dan juga aktivitas informal masyarakat kayak jualan bakso atau sekedar duduk-duduk biasa di gazebo.
Ada juga lo minimarket! Walau bukan merek indo itu..
Aktivitas di pesisir kota
Pembangunan gencar di Labuan Bajo
Labuan Bajo, menurut saya, gambaran tingkat kemajuan di Kepulauan Komodo (atau mungkin gambaran masyarakat perkotaan Flores, NTT). Di kota ini ada pusat pertokoan layaknya kota di Jawa. Ada ATM, restoran, bar, cafe, pasar, rumah makan padang (ini wajib ada hingga pelosok Indonesia sepertinya!), dan masih banyak lainnya. Pusat komersial di Kota Labuan Bajo menurut pengamatan saya ada di Jalan Soekarno Hatta. Di koridor ini terbangun toko es krim, hotel-hotel, restoran Italia, ATM, pusat souvenir Komodo, toko kelontong, agen travel, agen wisata, dll. Boleh dibilang Jalan Soekarno Hatta ini menjadi pusat “gaul”nya Kota Labuan Bajo.
Jalan Seokarno Hatta, koridor gaul menurut saya
Berjalan kaki di koridor gaul (eh ada Kak Putu, si tante :P)
Ada Tempat Spa juga kayak di Bali, Khas banget "Flores Spa"
Banyak toko-toko retail yang menawarkan macem-macem
Mejeng dulu di Cafe hehehe
Pusat oleh-oleh Komodo ada di Labuan Bajo! I was here!
Untuk masalah transportasi, jangan kuatir di Labuan Bajo ada kok angkot yang siap mengantar kamu keliling kota. Tapi sepertinya angkot di sini tujuannya hingga ke luar-luar kota. Masyarakat Labuan Bajo masih gemar berjalan kaki, walaupun sebagian sudah banyak yang bersepeda motor. Kalau bersepeda sepertinya jarang, melihat topografi jalanannya yang menukik dan naik turun. Saat saya di sini, aktivitas lebih banyak dilakukan dengan jalan kaki. Selain memang kotanya cukup kecil, ga banyak polusi. Satu-satunya halangan untuk jalan kaki adalah terik matahari yang sangat panaaaas! Fiuuuh, beneran setiap hari isinya cucuran keringat deras…
Angkot di Labuan Bajo
Saya sempat menikmati kota ini di hari terakhir saya liburan ke Pulau Komodo. Biarpun boleh dibilang kota ini masih terpencil, tapi tongkrongannya bok! Isinya bule-bule kebanyakan. Memang berdasarkan statistik turis Kepulauan Komodo lebih banyak dikunjungi oleh wisatawan asing daripada wisatawan lokal. Memang untuk wisata alam kayak beginian, wisatawan asing lebih doyan. Tapi alhamdulillah wisatawan lokal mulai sedikit demi sedikit berdatangan.
Kios Agen Diving (isinya bule-bule)
Saat saya mampir makan siang di sebuah restoran, saya mengamati ada bule yang sedang mengutak-atik Macbooknya untuk ngemix lagu-lagu untuk DJ sepertinya. Gaul juga kota ini! Saya juga sempat mampir di restoran Italia. Hmm benar-benar saya seperti merasa liburan di suatu tempat yang bukan Indonesia dan bukan luar negeri.
Labuan Bajo memang merupakan pintu gerbang Kepulauan Komodo karena bandar udara Komodo ada di sini. Bandaranya kecil, tapi kabar gembiranya saat saya berkunjung sedang ada pembangunan terminal bandara baru yang lebih besar dan lebih bagus! Alhamdulillah, infrastruktur di Kepulauan Komodo sudah semakin meningkat. Bandara Komodo Labuan Baju (Kode LBJ) berjarak 2 km dari pusat kota. Ga nyampe 10 menit deh udah nyampe pake mobil. Hanya ada penerbangan perintis ke kota ini alias pesawatnya menggunakan pesawat kecil berbaling-baling!

Bandara Komodo Labuan Bajo

Terminal Bandara Komodo sebesar ini (sementara ko..)

Pesawat Perintis ini yang membawa Saya ke sini
Jadi ada 1 alasan pertama kamu harus ke Pulau Komodo! Berkunjung ke Kota Labuan Bajo yang gaul dan eksotis ini sebelum kamu benar-benar menikmati keindaham alam asli di Kepulauan Komodo yang menakjubkan. I love Labuan Bajo!
yeah… zulfi akhirnya membuka intro ahahha aku kapan yah? Hidup Bajo!!!
@Ayu: Hehehe emang lagi pengen cerita banget ttg Labuan Bajo. Habis review jarang yang bahas. Sekalian juga responsibility udah liburan gratis dibayarin
@sucilestari: hehehe siip kak! Wah yang menghitung hari mendekati kiamat liburan ke Raja Ampat nih
aseeeek
Ini baru intronya ya mana lagi kisah kelanjutannya. Mba ikutin nyimak
labuan bajo emang keren